Perjalanan panjang menuluskan hati

Tak akan pernah ada orang yang menginginkan masa masa sulit dalam hidup. Semua orang ingin yang namanya rasa kebahagiaan dalam hidupnya. Segala ujian dan cobaan yang datang menerpa berharap akan segera selesai dan berlalu kemudian berganti dengan angin segar. Hidup di dunia ini tak kan bisa lepas dari masalah, seperti kita yang tak akan lepas oleh tanah tempat kita berpijak di bumi ini. Masalah dan cobaan dalam hidup bak sepasang bulan degan bintang yang akan selalu ada dan berpasangan dimanapun ia berada.
Saat ini, entah tak tahu dari mana asalnya, dari mana sumbernya, hati ini cukup ikhlas untuk menerima berbagai cobaan yang silih berganti datang menghampri. Cobaan yang sungguh berat, cobaan yang memaksa memutar otak 360 derajat tak bisa lagi ternalarkan oleh fikiran. Wajar jika seseorang menjadi murung dan sedih karna kekecewaan. Namun kapan hati ini berubah menjadi begitu suci untuk menerima semua kepedihan dan rasa kekecewaan menjadi rasa tulus dengan penuh kesabaran. Rasa rasanya ini adalah hal yang aneh dan tak terfikirkan dalam hidup.
Orang bahagia karena ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya senang. Mungkin dapat moobil, hadiah uang tunai, dan sebagainya. Namun coba berfikir? Kapan orang itu merasa kecewa dan sedih? Orang akan merasa kecewa dan sedih jika mereka tidak mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Kerja keras penuh dengan do’a hanyalah nyanyian hiburan belaka yang tak mampu merubah kekecewaan menjadi kebahagiaan.
Dalam hidup mengajarkan arti ketulusan dan kerja keras. Tak jarang pula yang banyak mengerti makna tersebut. sudut perspektif yang berbeda beda pun mulai bermunculan. Makna tulus tak akan di mengerti oleh banyak orang yang telah mengalami kekecewaan. Begitu pentingnya arti makna tersebut. makna yang akan mengantarkan dan membawa kita menuju jalan yang lebih baik dalam menghadapi setiap permasalahan dan rasa kekecewaan yang mendasar dalam hidup. Dan di balik itu semua tersimpan tak terhingga kata untuk membuat kita luar biasa dari sebelumnya.

Mencoba untuk bernalar, tapi apa yang bisa aku nalar. Hati ini rasanya sungguh terlalu sabar untuk ku ajak berfikir akan rasa kekecewaan. Sebuah simfoni yang indah tergambarkan jelas dalam qalbu, beradu dengan indahnya melodi suci yang tak akan ku mengerti ending akhir cerita ini.

SHARE ON:

Hello friends, My names is Aziz. I am a student at Jenderal Soedirman University. You can contact me by email: azizyoungfarmer@doctor.com and My Pin Blackberry Messenger 51DF7A8C

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar