Pentingkah IPK
Bagi
kaum awam yang hendak melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi ( universitas ), mendapatkan Indeks prestasi komultaif yang tinggi
adalah salah satu tujuan dan ambisi mereka masuk ke perguruan tinggi tersebut. Di
samping mencari ilmu yang bermanfaat. Mereka datang dan berlomba lomba
mendapatkan nilai sebaik mungkin, dengan harapan kelak ketika para calon
sarjana itu lulus akan mudah dalam mendapatkan pekerjaan karena status sarjana
mereka yang berlabel Indeks prestasi di atas rata rata alias coumluade.
Namun apakah itu yang menjadi suatu
penilaian perusahaan dalam perekrutan calon karyawan atau pegawai perusahaan
tersbut. Memang akan menjadi kebahagiaan dan kebanggan tersendiri bagi kita
jika mampu lulus dengan Indeks presati komulatif di atas rata rata dan berharap
kelak setelah lulus baju wisuda ini cepat di lepas dan berganti baju yang baru.
Celakanya kriteria dari suatu perusahaan tidaklah menilai kualitas seseorang
hanya dari satu sisi saja, Perusahaan perusahaan bonafit di Indonesia khusunya
yang bergerak dan bergelut dalam bidang pertanian dalam melakukan system open
recruitment para karyawanya benar benar selektif demi menjaga citra dan nama
baik perusahaan tersebut.
Poses perekrutan yang tidak main main
ini membuat regulasi yang di buatpun cukup berbelit belit dan aspek penilainya
pun tidak hanya dari timur atau barat saja, akan tetapi dari selatan utara,
barat daya dan lain sebagianya. Mungkin di awal syarat utama seseorang dalam
mendaftarkan dirinya di perusahaan adalah IPK yang memagang peranan penting.
Bisa di katakan IPK adalah materi atau tiket kita sebagai langkah awal untuk
memasuki proses pendaftaran ini. namun ketika proses administrasi yang berupa
IPK telah selesai kini akan di mulai babak baru dimana IPK yang di bangga
banggakan tadi akan terkesampingkan karna kedepanya yang lebih berperan penting
dalam kita melamar pekerjaan adalah softskill yang kita miliki, bukan Hardskill
( akademik ).
Seseorang
yang dalam dunia perkuliaahan kampus selalu berlomba lomba mendapatkan nilai dan indeks prestasi yang tinggi adalah
hal yang lumrah dan bagus, itu bisa di jadikan panutan dan contoh yang baik
bagi mahasiswa mahasiswa yang lain. Namun yang perlu di garis bawahi adalah ketika
seorang mahasiswa tersebut hanya sekedar mengejar dan memusatkan kehidupan
kampusnya hanya pada buku buku dan buku tanpa pernah peka dan peduli terhadap
kehidupan kampus seperti organisasi. Orang orang yang mainsetnya sudah tercetak
seperti itu akan susah menemui titik terang dan bekal ketika mereka lulus
nanti. Mereka dalam mejalani kehidupuan kampus
cenderung menyibukan dirinya dengan akademik tanpa memikirkan kegiatan
kegiatan lain di luar akademik seperti berorgansisasi.
Organisasi merupakan wadah yang tepat bagi kita yang ingin berproses dan menggali jati diri sedalam mungkin, disinilah tempatnya orang orang yang mau belajar dan berproses. Organisasi itu tak mengenal pintar cerdas dan genius, organisasi itu butuh orang orang yang total loyal dan sikap yang selau ingin belajar dan belajar. Percuma saja jika dalam berorganisasi masih ada orang yang mempunyai rasa egois dan egosentrisme yang tinggi, karena organsisasi bukan tempatnya orang orang sperti itu. Di sini ( organsisasi ) kita di ajak untuk belajar bagaimana sikap dan cara kita menghargai dengan orang lain, bagaiamana cara kita berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana cara kita bekerja dalam tim dan bagaiamna cara kita menyelesaikan problem atau masalah yang ada dengan berbagai latar belakang pemikiran.
Dalam mengikuti organsiasi ini, kita
bisa mengekslor jati diri kita sedalam
mungkin, kita mampu menggali dan mengembangkan kemapuan softkill kita lebih
baik lagi. Kita tak mungkin bisa mendapatkan Softskill dalam dunia dan bangku
perkuliaahan. Karena dalam bangku perkuliahaan hanya mengajarkan kita sesuatu
yang sifatnya teoritis dan berbasiskan keilmiahan.
Namun pada organsisasi ini lebih mengajarkan
kita kepada fungsi pemanajemenan baik diri sendiri dan pemajemen kita terhadap
orang lain. Di samping belajar dan belajar menjalankan fungsi menajemen, dalam
organsisasi kali ini kita akan di latih jiwa kempimpinan kita dalam menjalani
berbagai tantangan hidup ini. jiwa kepempimpinan ini sangat di butuhkan bagi
bangsa dan Negara Indonesia, siapa lagi yang akan menajalankan dan meneruskan
tongkat estafet bangsa kita jika kita tidak mengelola dan mengembangkan diri
kita untuk menjadi pribadi yang baik
tangguh dan berjiwa kesatria.
Mungkin hal hal seperti di atas itulah
yang menjadi krieteria atau daya tarik bagi perusahaan perusahaan yang mau
melakukan recruitment untuk bekerja dalam perusahaan tersebut. Point point
seperti jiwa kepemimpinan, jujur, teamwork, kemampuan komunikasi, problem
solving, dan daya adaptasi yang tinggi itulah yang selalu menjadi penilaian
khusus bagi perushaan perusahaan bonfatit. Karena dalam bekerja nanti IPK akan
memegan peranan lebih sedikit di bandingkan dengan sofskill yang kita punyai,
Sofskill ini akan mendominasi dalam dunia kerja kita. Jika tidak percaya
silahkan di butktikan !
Maka untuk menjadi seoarang mahasiswa
dan calon sarjana yang ingin di minati oleh perusahaan perusahaan bonafit di
Indonesia, maka milikilah nilai jual yang tinggi kepada perusahaan perusahaan
tersebut. Nilai jual tersebut bukan hanya sekedar di bangku kuliah saja. Akan
tetapi bisa kalian dapatkan di organisasi, maka beranjak dari sinilah mulailah
menjadi mahasiswa yang mampu
menyeimbangkan antara organisasi dan akademik, terlalu condong ke adakemik juga tidak baik, sebaliknya
tidak memperdulikan akademik juga tidak baik, yang terbaik adalah jika kita
mampu menyeimbangkan antara akademik dan organsiasi. Organisasi boleh tapi
akdemik wajib. Semoga kita mampu menjadi mahasiswa yang tidak selalu
mementingkan IPK namun menjadi mahassiswa yang peka terhadap segala sesuatu di
sekitar kita, tentunya dengan berorgansisasi.
0 komentar:
Posting Komentar