Kita
mengenal ada istilah mengatakan waktu adalah pedang. Seringkali kita tidak
memperdulikan istilah tersebut, kita yang hidup di dunia ini di berikan beribu
ribu jam, berartus ratus menit belum secara bijak dalam mengelola waktu yang
kita miliki. Waktu dapat di defiisikan
suatu ruang atau tempat untuk kita
bereksplorasi di dunia ini. kita tak bisa hidup di dunia ini tanpa adanya waktu.
Karna waktu adalah bagian dari kesempatan yang di berikan Sang maha pencipta kepada
kita.
Kita bisa membayangkan seberapa penting
waktu yang kita miliki, waktu yang di berikan Sang pencipta kepada kita untuk
di gunakan dalam hal kebajikan yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain
dan diri kita sendiri. Namun dewasa kini seiring semakin majunya zaman tidak di
imbangai dengan kesadaran manusia akan betapa pentingnya memanfaatkan dan
menjaga waktu yang kita punya.
Era modern tak ubahnya era yang penuh
dengan berbagai macam tantangan hidup yang sangat keras. Kerasnya hidup di zaman
modern harus di imbangi dengan peningkatan kualitas diri yang kita punya.
Kualitas tersebut hanya mampu kita dapatkan jika kita bisa memanfaatkan dan
menggunakan waktu yang kita punya dengan sebaik mungkin dan sebijak mungkin.
Tidak ada kata lagi untuk santai santai dan membuang waktu untuk hal hal yang
tidak perlu. Karna ini sudah era modern, era di mana manusia di tuntut untuk
bijak dalam mengolala segala aspek hidupnya khususnya dalam pengelolaan waktu.
Timbul sebuah pertanyaan, mengapa dan
kenapa kita harus menjaga dan mengelola waktu yang kita punya dengan sebaik
mungkin, buat apa kita melakukan itu semua ?
Begitu sangat penting untuk kita dalam
mengelola dan memanfaatkan waktu yang tersisa selama kita hidup di dunia. Waktu
yang kita punya ini semakin kedepan tidak bertambah namun seiring berjalanya
waktu, kesempatan dan waktu yang kita miliki akan semakin berkurang. Karena
hidup kita di dunia ini tidak abadi, tak selamanya kita bisa menikmati
kehidupan ini, dan tak akan selamanya kita mampu memperoleh kesempatan dalam
menafaatkan dan menggunakan waktu yang kita punya. Semuanya akan sirna,
semuanya akan hilang, karna semuanya hanyalah titipan dariNya untuk kita
sebagai Seorang Khalifah di muka bumi ini.
Teringat cerita seorang teman dalam obrolan
singkat usai pulang kuliah, mengapa Negara Jepang yang notabenya Negara dengan
wilayah geografis kecil dan sempat mengalami masa sulit ketika di porak
porandakan oleh amerika serikat dalam perang dunia ke II mampu kembali bangkit
dan menjadi salah satu Negara di asia yang memiliki sumbangsih besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ? mengapa semua itu bisa terjadi?
Berkaca mata dari sejarah Negara
matahari timur itu sudah seharusnya Indonesia mampu mencontoh dan menjadikan
Negara jepang sebagai panutan untuk bangsa Indonesia. Selama jepang di bom atom oleh pasukan sekutu
amerika serikat, Indonesia pada saat itu sudah mengibarkan bendera
kemerdekaan, Indonesia sudah menyusun dan membangun bangsanya sendiri, baik
secara internal maupun eksternal. Tapi mengapa kini bangsa yang dalam sejarah
mengalami kesulitan dan penderitaan pada saat
di bom atom oleh amerika mampu menjelma salah satu Negara adidaya dengan
sumbangsih besar kepada dunia, sementara bangsa kita sendiri yang sudah merdeka
lebih dulu, kini hanya mampu berada di bawah negeri samurai itu. Ini adalah
masalah dan persoalan besar yang harus di selesaikan oleh kita selaku pelaku generasi
penerus bangsa?
Setelah melakukan obrolan yang lebih
dalam tentang Negara jepang tersebut, sebenarnya masalah utama yang perlu di
benahi dari bangsa Indonesia adalah kualitas SDM bangsa Indonesia sendiri. Di
Negara jepang ada sitilah “ time is money “ waktu adalah uang. Sebegitu
disiplinya mereka dalam mengelola dan memnafaatkan waktu yang mereka punya.
Meraka terlihat begitu rapat dalam menjaga setiap celah kecil waktu yang mereka
punya. Terlihat di berbagai terminal orang menunggu datangnya bus masih terlihat
sibuk dengan sesuatu yanag ada di tanganya. Mereka tak pernah melewatkan
momentum atau membiarkan waktu mereka terbuang dengan sia sia. Bergerak cepat,
disiplin dan tepat waktu adalah falsafah hidup orang sana. Namun hal ini justru
bertolak belakang dengan keadaan dan kondisi di Indonesia pada umumnya. Para kaum muda penerus bangsa justru telah
banyak mengalami pergeseran moral dan akhlak. Cenderung bersikap hedon,
kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan rasa memiliki waktu yang kurang di
pertanggung jawabkan. Kebanyakan kaum pemuda lebih cenderung bersuka ria
membuang waktu dari pada bersibuk ria memanfaatkan waktu yang mereka punya.
Lalu, bagaimana bangsa ini mau menjadi bangsa yang maju jika kualitas dari
generasi penerus pemuda bangsa masih sangat memprihatinkan.
0 komentar:
Posting Komentar