Menengok Indonesia dari negeri Sakura

      Kita mengenal ada istilah mengatakan waktu adalah pedang. Seringkali kita tidak memperdulikan istilah tersebut, kita yang hidup di dunia ini di berikan beribu ribu jam, berartus ratus menit belum secara bijak dalam mengelola waktu yang kita miliki. Waktu dapat di defiisikan suatu ruang  atau tempat untuk kita bereksplorasi di dunia ini. kita tak bisa hidup di dunia ini tanpa adanya waktu. Karna waktu adalah bagian dari kesempatan yang di berikan Sang maha pencipta kepada kita.
        Kita bisa membayangkan seberapa penting waktu yang kita miliki, waktu yang di berikan Sang pencipta kepada kita untuk di gunakan dalam hal kebajikan yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan diri kita sendiri. Namun dewasa kini seiring semakin majunya zaman tidak di imbangai dengan kesadaran manusia akan betapa pentingnya memanfaatkan dan menjaga waktu yang kita punya.
        Era modern tak ubahnya era yang penuh dengan berbagai macam tantangan hidup yang sangat keras. Kerasnya hidup di zaman modern harus di imbangi dengan peningkatan kualitas diri yang kita punya. Kualitas tersebut hanya mampu kita dapatkan jika kita bisa memanfaatkan dan menggunakan waktu yang kita punya dengan sebaik mungkin dan sebijak mungkin. Tidak ada kata lagi untuk santai santai dan membuang waktu untuk hal hal yang tidak perlu. Karna ini sudah era modern, era di mana manusia di tuntut untuk bijak dalam mengolala segala aspek hidupnya khususnya dalam pengelolaan waktu.
        Timbul sebuah pertanyaan, mengapa dan kenapa kita harus menjaga dan mengelola waktu yang kita punya dengan sebaik mungkin, buat apa kita melakukan itu semua ?
        Begitu sangat penting untuk kita dalam mengelola dan memanfaatkan waktu yang tersisa selama kita hidup di dunia. Waktu yang kita punya ini semakin kedepan tidak bertambah namun seiring berjalanya waktu, kesempatan dan waktu yang kita miliki akan semakin berkurang. Karena hidup kita di dunia ini tidak abadi, tak selamanya kita bisa menikmati kehidupan ini, dan tak akan selamanya kita mampu memperoleh kesempatan dalam menafaatkan dan menggunakan waktu yang kita punya. Semuanya akan sirna, semuanya akan hilang, karna semuanya hanyalah titipan dariNya untuk kita sebagai Seorang Khalifah di muka bumi ini.
        Teringat cerita seorang teman dalam obrolan singkat usai pulang kuliah, mengapa Negara Jepang yang notabenya Negara dengan wilayah geografis kecil dan sempat mengalami masa sulit ketika di porak porandakan oleh amerika serikat dalam perang dunia ke II mampu kembali bangkit dan menjadi salah satu Negara di asia yang memiliki sumbangsih besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ? mengapa semua itu bisa terjadi?
        Berkaca mata dari sejarah Negara matahari timur itu sudah seharusnya Indonesia mampu mencontoh dan menjadikan Negara jepang sebagai panutan untuk bangsa Indonesia. Selama jepang di bom atom oleh pasukan sekutu amerika serikat, Indonesia pada saat itu sudah mengibarkan bendera kemerdekaan, Indonesia sudah menyusun dan membangun bangsanya sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Tapi mengapa kini bangsa yang dalam sejarah mengalami kesulitan dan penderitaan pada saat  di bom atom oleh amerika mampu menjelma salah satu Negara adidaya dengan sumbangsih besar kepada dunia, sementara bangsa kita sendiri yang sudah merdeka lebih dulu, kini hanya mampu berada di bawah negeri samurai itu. Ini adalah masalah dan persoalan besar yang harus di selesaikan oleh kita selaku pelaku generasi penerus bangsa?
        Setelah melakukan obrolan yang lebih dalam tentang Negara jepang tersebut, sebenarnya masalah utama yang perlu di benahi dari bangsa Indonesia adalah kualitas SDM bangsa Indonesia sendiri. Di Negara jepang ada sitilah “ time is money “ waktu adalah uang. Sebegitu disiplinya mereka dalam mengelola dan memnafaatkan waktu yang mereka punya. Meraka terlihat begitu rapat dalam menjaga setiap celah kecil waktu yang mereka punya. Terlihat di berbagai terminal orang menunggu datangnya bus masih terlihat sibuk dengan sesuatu yanag ada di tanganya. Mereka tak pernah melewatkan momentum atau membiarkan waktu mereka terbuang dengan sia sia. Bergerak cepat, disiplin dan tepat waktu adalah falsafah hidup orang sana. Namun hal ini justru bertolak belakang dengan keadaan dan kondisi di Indonesia pada umumnya. Para kaum muda penerus bangsa justru telah banyak mengalami pergeseran moral dan akhlak. Cenderung bersikap hedon, kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan rasa memiliki waktu yang kurang di pertanggung jawabkan. Kebanyakan kaum pemuda lebih cenderung bersuka ria membuang waktu dari pada bersibuk ria memanfaatkan waktu yang mereka punya. Lalu, bagaimana bangsa ini mau menjadi bangsa yang maju jika kualitas dari generasi penerus pemuda bangsa masih sangat memprihatinkan.
       


SHARE ON:

Hello friends, My names is Aziz. I am a student at Jenderal Soedirman University. You can contact me by email: azizyoungfarmer@doctor.com and My Pin Blackberry Messenger 51DF7A8C

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar